Konten Blog

Mengenal Version Control System untuk mengelola file dan folder anda

Version Control System
Bagi kalangan programmer, Version Control bukanlah sesuatu hal yang baru, jika anda belum mengenal apa itu yang dinamakan Version Control, anda tidak perlu khawatir,tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar.
Version Control atau kontrol revisi adalah suatu sistem yang mencatat setiap perubahan terhadap sebuah atau sekumpulan berkas atau file sehingga pada suatu saat anda dapat kembali kepada salah satu versi dari berkas atau file tersebut.
Jika anda adalah seorang programmer dan anda ingin menyimpan setiap versi dari proyek program yang anda buat , maka Version Control merupakan sebuah solusi yang tepat untuk digunakan. Sistem ini memungkinkan anda untuk mengembalikan berkas anda pada kondisi/keadaan sebelumnya, mengembalikan seluruh proyek pada keadaan sebelumnya, membandingkan perubahan setiap saat, melihat siapa yang terakhir melakukan perubahan terbaru pada suatu objek sehingga berpotensi menimbulkan masalah, siapa yang menerbitkan isu, dan lainnya sebagainya. Inntinya dengan menggunakan Version Control dapat berarti jika anda telah mengacaukan atau kehilangan berkas, anda dapat dengan mudah mengembalikannya ke beberapa keadaan sebelumnya.
Kebanyakan orang melakukan pengontrolan versi file dan folder mereka dengan cara menyalin berkas-berkas pada folder lain dengan memberikan penanggalan pada folder tersebut, tetapi hal ini membuat sesuatu hal yang membosankan dan biasanya kita malas melakukannya. Metode seperti ini sangat umum dipraktekkan dikarenakan sangat sederhana, tetapi memiliki kecenderungan rawan terhadap kesalahan. Anda dapat dengan mudah lupa dimana direktori anda sedang berada, selain itu dapat pula terjadi ketidak sengajaan penulisan pada file yang salah atau menyalin pada file yang bukan anda maksudkan.
Ada beberapa Version Kontrol, yang biasa dipergunakan adalah Version Control yang terpusat pada Server dan yang terdistribusi. Perbedaannya adalah pada Version Control yang terpusat seluruh data perubahan/repositori tersimpan pada server, jadi jika server rusak dan anda lupa membackupnya, maka sudah pasti anda akan memiliki masalah. Sistem yang menggunakan cara ini diantaranya adalah CVS, Subversion, dan Perforce. Untuk Version Control Terdistribusi atau yang biasa disebut dengan DVCS (Distributed Version Control Systems) seperti Git, Mercurial, Bazaar atau Darcs, klien tidak hanya melakukan checkout untuk snapshot terakhir setiap file, namun mereka juga memiliki salinan penuh dari repositori tersebut. Jadi, jika server mati, maka klien manapun dapat mengirimkan salinan repositori tersebut kembali ke server.
Kalau saya pribadi, saya lebih senang dengan Version Kontrol Terdistribusi, ia memiliki backup repositori pada setiap klien, jadi saya tidak perlu takut kerusakan pada sisi  server. Yang sekarang mungkin jadi pertanyaan anda adalah apakah penggunaan Version Control ini mudah bagi kalangan awam? Jawabannya insya Allah mudah jika anda ingin belajar.
Dilain kesempatan akan saya bagaimana saya memanage kode-kode dan file-file proyek dengan menggunakan Version Control Terdistribusi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Digital Asset Management Designed by Templateism | MyBloggerLab Copyright © 2015

Gambar tema oleh wibs24. Diberdayakan oleh Blogger.